Thursday, August 6, 2015

Morphology


BAB I
PENDAHULUAN

A.    Latar Belakang Masalah
Dalam morfologi kita mengenal adanya perubahan bentuk kata karena adanya proses pengimbuhan kata. Perubahan tersebut mengakibatkan arti dari sebuah kata berubah pula. Contonya gebug yang artinya pukul setelah mendapat imbuhan ng terjad perubahan bentuk kata yaitu nggebug yang artinya memukul. Proses itu disebut dengan proses afiksasi.
Proses afiksasi terbagi dalam berbagai jenis dan salah satunya yaitu prefiks atau awalan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakanya namun kebanyakan orang mungkin belum paham bentuk-bentuk perfiks dan proses penambahan awalan pada kata dasar sehingga menghasilkan bentuk jadian yang terdiri dari dua morfem.
Sebagai orang jawa kita seharusnya melestarikan budaya jawa, salah satu caranya yaitu mempelajari perfiksasi bahasa jawa. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas mengenai perfiksasi bahasa jawa. Setelah mempelajari perfiksasi bahasa jawa diharapkan kita lebih mencintai bahasa kita sendiri karena diera globalisasi sekarang ini orang jawa banyak yang enggan menggunakan bahasa jawa.

B.     Rumusan masalah
1.      Apa yang dimaksud dengan perfiksasi bahasa jawa?
2.      Apa saja bentuk-bentuk perfiks bahasa jawa?
3.      Apa saja bentuk-bentuk perfiks bahasa jawa yang terdapat dalam cerkak “Padha dene Gela”?

C.    Tujuan Penulisan Makalah
1.      Mengetahui pengertian perfiksasi bahasa jawa
2.     
1
Mengetahui macam-macam bentuk perfik bahasa jawa
3.      Mengetahui Bentuk-bentuk perfiks bahasa jawa yang terdapat dalam cerkak “Padha Dene Gela”






























BAB II
PEMBAHASAN

A.    Pengertian Perfiks
Perfiksasi adalah proses penambahan atau penggabungan afiks yang berupa perfiks dalam sebuah bentuk dasar. Proses penggabungan tersebut menghasilkan bentuk jadian yang terdiri dari dua morfem.

B.     Bentuk Perfiks Bahasa Jawa
Dalam bahasa jawa, jumlah dan jenis perfiks (ater-ater) adalah sebagai berikut:
1.    {N-} nasal (hanuswara) terdiri dari ny-, m-, ng-, n-. Bentuk ini sebenarnya berasal dari any-, -am, -an. Contohnya:
a.    ny-+simpen→nyimpen ”menyimpan” (fonem s luluh)
ny-+cucuk→nyucuk ”mematuk” (fonem c luluh)
ny-+sapu→nyapu ”menyapu” (fonem s luluh)
b.    m-+pangan→mangan ”makan” (fonem p luluh)
m-+biji→mbiji ”menilai” (fonem b tetap)
c.    ng-+kumpul→ngumpul ”berkumpul” (fonem k luluh)
ng-+gebug→nggebug ”memukul keras” (fonem g tetap)
ng-+remet→ngremet ”meremas” (fonem r tetap)
ng-+lilir→nglilir”terbangun” (fonem l tetap)
ng-+ambu→ngambu ”membau” (semua kata berasal dari vokal tetap)
d.   n-+tatah→natah ”memahat” (fonem t luluh, berubah n)
n-+thuthuk→nuthuk”memukul” (fonem th luluh)
n-+sisih→nisih ”minggir/meningkir” (fonem sluluh)
3
Dalam gejala ini terjadi perbedaan antara generasi tua dan muda. Kecenderungan generasi tua menggunakan nasal /ny-/ sehingga contoh itu menjadi nyisih. Bandingkan dengan gejala pemakaian idiom populer: nuwun sewu ‘permisi’ dan nyuwun sewu ‘meminta seribu’ dan seterusnya.
2.    {sa-} sawiji, satunggal, saomah
3.    {pa-} pawarta, pakarti
4.    {paN} pandeleng, pamirsa, panggayuh
5.    {pi-} piwulang, pitakon, pidalem
6.    {pra-} prakarsa, pralambang, prajurit
7.    {dak/tak-} dakgawa, daktulis, takantem
8.    {kok/tok-} kokjupuk, kokpangan, toksimpen
9.    {di-}dipendhem, dipala
10.     {ka/di-} kaboyong, karemet/diremet, disikat, kakancing
11.     {ke-} kethutuk, kebanting
12.     {a-} agawe, awujud
13.     {ma-} maguru, magawe
14.     {kuma-} kumawani, kumaki, kumayu
15.     {kapi-} kapiandreng, kapilare
16.     {tar/ter-} tartamtu, tarbuka

C.    Bentuk Perfiks Pada Cerkak “Padha Dene Gela”
1.      Perfiks {N-}
a.    Perfiks {ny-}
(1)   Nyetlika
ny- + setlika → nyetlika “menyetrika”
(2)   Nyedhak
ny- + cedhak → nyedak “mendekat”
(3)   Nyusul
ny- + susul → nyusul “mendatangi”
(4)   Nyuwun
ny- + suwun → nyuwun “meminta”
(5)   Nyusun
ny- + susun → nyusun “menyusun”
b.    Perfiks {m-}
(1)   Mbesuk
m- + besuk → mbesuk “besok”
c.    Perfiks {Ng-}
(1)   Nggondhol
ng- + gondhol → nggondhol “membawa dengan mulut atau paruh”
(2)   Ngomah
ng- + omah → ngomah “rumah”
(2)   Ngalah
ng- + kalah → ngalah “mengalah”
(3)   Ngene
ng- + kene → ngene “bagini atau seperti ini”
(4)   Nglenggana
ng- + lenggana → nglenggana “(seperti) tidak mau”
(5)   Ngancik
ng- + ancik → ngancik “hampir sampai”
(6)   Ngajak
ng- + ajak → ajak “mengajak”
(7)   Ngampah
ng- + ampah → ngampah “menahan”
(8)   Ngendika
ng- + sendika → ngendika “ngomong”
(9)   Nganti
ng- + anti → nganti “sampai”
(10)      Ngasta
ng- + asta → ngasta “membawa”
(11)      Njupuk
n- + jupuk → njupuk “mengambil”
(12)      Nampa
n- + tampa → nampa “menerima”
(13)      Ndadak
n- + dadak → ndadak “mendadak”
(14)      Ndhedhes
    n- + dhedhes → ndhedes “mendesak”
(15)      Nembung
    n- + tembung → nembung “ meminta izin”
2.      Perfiks {sa-}
a.         Sakelas
sa- + kelas → sakelas “satu kelas”
b.         Sasemester
sa- + semester → sasemester “satu semester”
c.         Sanajan
sa- + najan → sanajan “meskipun”
d.        Satata
sa- + tata → satata “tersusun”
e.         Sawetara
sa- + wetara → sawetara “sementara”
f.          Sanalika
sa- + nalika → sanalika “pada waktu itu juga”
3.      Perfiks {pa-}
a.         Pangati-ati
pa- + ngati-ati → pangati-ati “hati-hati”
4.      Perfiks {paN-}
a.         Paningset
pa- + singset → paningset “ikatan”
5.      Perfiks {pi-}
a.       Pinuju
pi- + nuju → pinuju “kebetulan”
6.      Perfiks {pra-}
a.       Prasetya
pra- + setya → prasetya “janji sanggup untuk tetap setia”
7.      Perfiks {di-}
a.         Ditinggal
di- + tinggal → ditinggal “ditinggal”
b.         Digawa
di- + gawa → digawa “dibawa”
c.         Diwisuda
di- + wisuda → diwisuda “diwisuda”
d.        Dianti-anti
di- + anti-anti → dianti-anti “ditunggu-tunggu”
e.         Dibungkus
di- + bungkus → dibungkus “dibungkus”
f.          Ditampa
di- + tampa → ditampa “diterima”
g.         Ditlusur
di- + tlusur → ditlusur “diselidiki”
h.         Ditari
di- + tari → ditari “ditanya mau atau tidaknya”
8.      Perfiks {ka-}
a.         Kanyana
ka- + nyana → kanyana “terkira”
9.      Perfiks {ke-}
a.         Kepingin
ke- + pingin → kepingin “ingin”
10.  Perfiks {ma-}
a.         Makarya
ma- + karya → makarya “bekerja atau berkarya”






BAB III
PENUTUP

Simpulan
Perfiksasi adalah proses penambahan atau penggabungan afiks yang berupa perfiks dalam sebuah bentuk dasar. Proses penggabungan tersebut menghasilkan bentuk jadian yang terdiri dari dua morfem.
Dalam bahasa jawa, jumlah dan bentuk-bentuk perfiks (ater-ater) adalah {N-},{sa-}, {pa-}, {paN}, {pi-}, {pra-}, {dak/tak-}, {kok/tok-}, {di-}, {ka/di-}, {ke-}, {a-}, {ma-}, {kuma-}, {kapi-}, {tar/ter-}.
Dalam cerkak “Padha Dene Gela” hanya ditemukan perfiks {N-} nasal (hanuswara) yang terdiri dari perfiks {ny-), {m-}, {ng-}, {n-}, perfiks {sa-}, {pa-}, {paN}, {pi-}, {pra-}, {di-}, {ka/di-}, {ke-}, {ma-}.

















8

 


DAFTAR PUSTAKA

Mulyana. 2007. Morfologi Bahasa Jawa. Yokyakarta: Kanwa Publisher.
W. J. S. Poerwadarminta. 1939. Baoesastra Djawa, N. V. Groningen: Batavia
Sudarmanto. 2008. Kamus Lengkap Bahasa Jawa. Semarang: Widya karya










No comments:

Post a Comment