PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang Masalah
Dalam
morfologi kita mengenal adanya perubahan bentuk kata karena adanya proses
pengimbuhan kata. Perubahan tersebut mengakibatkan arti dari sebuah kata
berubah pula. Contonya gebug yang artinya pukul setelah mendapat imbuhan ng
terjad perubahan bentuk kata yaitu nggebug yang artinya memukul. Proses itu
disebut dengan proses afiksasi.
Proses
afiksasi terbagi dalam berbagai jenis dan salah satunya yaitu prefiks atau
awalan. Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menggunakanya namun kebanyakan
orang mungkin belum paham bentuk-bentuk perfiks dan proses penambahan awalan
pada kata dasar sehingga menghasilkan bentuk jadian yang terdiri dari dua
morfem.
Sebagai
orang jawa kita seharusnya melestarikan budaya jawa, salah satu caranya yaitu
mempelajari perfiksasi bahasa jawa. Untuk itu dalam makalah ini akan dibahas
mengenai perfiksasi bahasa jawa. Setelah mempelajari perfiksasi bahasa jawa
diharapkan kita lebih mencintai bahasa kita sendiri karena diera globalisasi sekarang
ini orang jawa banyak yang enggan menggunakan bahasa jawa.
B.
Rumusan
masalah
1. Apa
yang dimaksud dengan perfiksasi bahasa jawa?
2. Apa
saja bentuk-bentuk perfiks bahasa jawa?
3. Apa
saja bentuk-bentuk perfiks bahasa jawa yang terdapat dalam cerkak “Padha dene
Gela”?
C.
Tujuan
Penulisan Makalah
1. Mengetahui
pengertian perfiksasi bahasa jawa
2.
1
|
3. Mengetahui
Bentuk-bentuk perfiks bahasa jawa yang terdapat dalam cerkak “Padha Dene Gela”
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
Perfiks
Perfiksasi
adalah proses penambahan atau penggabungan afiks yang berupa perfiks dalam
sebuah bentuk dasar. Proses penggabungan tersebut menghasilkan bentuk jadian
yang terdiri dari dua morfem.
B.
Bentuk
Perfiks Bahasa Jawa
Dalam
bahasa jawa, jumlah dan jenis perfiks (ater-ater) adalah sebagai berikut:
1. {N-}
nasal (hanuswara) terdiri dari ny-, m-, ng-, n-. Bentuk ini sebenarnya berasal
dari any-, -am, -an. Contohnya:
a. ny-+simpen→nyimpen
”menyimpan” (fonem s luluh)
ny-+cucuk→nyucuk
”mematuk” (fonem c luluh)
ny-+sapu→nyapu
”menyapu” (fonem s luluh)
b. m-+pangan→mangan
”makan” (fonem p luluh)
m-+biji→mbiji ”menilai”
(fonem b tetap)
c. ng-+kumpul→ngumpul
”berkumpul” (fonem k luluh)
ng-+gebug→nggebug
”memukul keras” (fonem g tetap)
ng-+remet→ngremet
”meremas” (fonem r tetap)
ng-+lilir→nglilir”terbangun”
(fonem l tetap)
ng-+ambu→ngambu
”membau” (semua kata berasal dari vokal tetap)
d. n-+tatah→natah
”memahat” (fonem t luluh, berubah n)
n-+thuthuk→nuthuk”memukul”
(fonem th luluh)
n-+sisih→nisih
”minggir/meningkir” (fonem sluluh)
3
|
2. {sa-}
sawiji, satunggal, saomah
3. {pa-}
pawarta, pakarti
4. {paN}
pandeleng, pamirsa, panggayuh
5. {pi-}
piwulang, pitakon, pidalem
6. {pra-}
prakarsa, pralambang, prajurit
7. {dak/tak-}
dakgawa, daktulis, takantem
8. {kok/tok-}
kokjupuk, kokpangan, toksimpen
9. {di-}dipendhem,
dipala
10.
{ka/di-} kaboyong,
karemet/diremet, disikat, kakancing
11.
{ke-} kethutuk,
kebanting
12.
{a-} agawe, awujud
13.
{ma-} maguru, magawe
14.
{kuma-} kumawani,
kumaki, kumayu
15.
{kapi-} kapiandreng,
kapilare
16.
{tar/ter-} tartamtu,
tarbuka
C.
Bentuk
Perfiks Pada Cerkak “Padha Dene Gela”
1. Perfiks
{N-}
a. Perfiks
{ny-}
(1) Nyetlika
ny-
+ setlika → nyetlika “menyetrika”
(2) Nyedhak
ny-
+ cedhak → nyedak “mendekat”
(3) Nyusul
ny-
+ susul → nyusul “mendatangi”
(4) Nyuwun
ny-
+ suwun → nyuwun “meminta”
(5) Nyusun
ny-
+ susun → nyusun “menyusun”
b. Perfiks
{m-}
(1) Mbesuk
m-
+ besuk → mbesuk “besok”
c. Perfiks
{Ng-}
(1) Nggondhol
ng-
+ gondhol → nggondhol “membawa dengan mulut atau paruh”
(2) Ngomah
ng- + omah → ngomah
“rumah”
(2) Ngalah
ng-
+ kalah → ngalah “mengalah”
(3) Ngene
ng-
+ kene → ngene “bagini atau seperti ini”
(4) Nglenggana
ng-
+ lenggana → nglenggana “(seperti) tidak mau”
(5) Ngancik
ng-
+ ancik → ngancik “hampir sampai”
(6) Ngajak
ng-
+ ajak → ajak “mengajak”
(7) Ngampah
ng-
+ ampah → ngampah “menahan”
(8) Ngendika
ng-
+ sendika → ngendika “ngomong”
(9) Nganti
ng-
+ anti → nganti “sampai”
(10) Ngasta
ng- + asta → ngasta “membawa”
(11) Njupuk
n-
+ jupuk → njupuk “mengambil”
(12) Nampa
n-
+ tampa → nampa “menerima”
(13) Ndadak
n-
+ dadak → ndadak “mendadak”
(14) Ndhedhes
n- + dhedhes → ndhedes “mendesak”
(15) Nembung
n- + tembung → nembung “ meminta izin”
2. Perfiks
{sa-}
a.
Sakelas
sa- + kelas → sakelas “satu kelas”
b.
Sasemester
sa- + semester → sasemester “satu semester”
c.
Sanajan
sa- + najan → sanajan
“meskipun”
d.
Satata
sa- + tata → satata
“tersusun”
e.
Sawetara
sa- + wetara → sawetara
“sementara”
f.
Sanalika
sa- + nalika → sanalika
“pada waktu itu juga”
3. Perfiks
{pa-}
a.
Pangati-ati
pa- + ngati-ati →
pangati-ati “hati-hati”
4. Perfiks
{paN-}
a.
Paningset
pa-
+ singset → paningset “ikatan”
5. Perfiks
{pi-}
a. Pinuju
pi- + nuju → pinuju
“kebetulan”
6. Perfiks
{pra-}
a. Prasetya
pra- + setya → prasetya
“janji sanggup untuk tetap setia”
7. Perfiks
{di-}
a.
Ditinggal
di-
+ tinggal → ditinggal “ditinggal”
b.
Digawa
di-
+ gawa → digawa “dibawa”
c.
Diwisuda
di-
+ wisuda → diwisuda “diwisuda”
d.
Dianti-anti
di-
+ anti-anti → dianti-anti “ditunggu-tunggu”
e.
Dibungkus
di-
+ bungkus → dibungkus “dibungkus”
f.
Ditampa
di-
+ tampa → ditampa “diterima”
g.
Ditlusur
di-
+ tlusur → ditlusur “diselidiki”
h.
Ditari
di-
+ tari → ditari “ditanya mau atau tidaknya”
8. Perfiks
{ka-}
a.
Kanyana
ka-
+ nyana → kanyana “terkira”
9. Perfiks
{ke-}
a.
Kepingin
ke-
+ pingin → kepingin “ingin”
10. Perfiks
{ma-}
a.
Makarya
ma- + karya → makarya
“bekerja atau berkarya”
PENUTUP
Simpulan
Perfiksasi adalah
proses penambahan atau penggabungan afiks yang berupa perfiks dalam sebuah
bentuk dasar. Proses penggabungan tersebut menghasilkan bentuk jadian yang
terdiri dari dua morfem.
Dalam
bahasa jawa, jumlah dan bentuk-bentuk perfiks (ater-ater) adalah {N-},{sa-}, {pa-},
{paN}, {pi-}, {pra-}, {dak/tak-}, {kok/tok-}, {di-}, {ka/di-}, {ke-}, {a-},
{ma-}, {kuma-}, {kapi-}, {tar/ter-}.
Dalam
cerkak “Padha Dene Gela” hanya ditemukan perfiks {N-} nasal (hanuswara) yang
terdiri dari perfiks {ny-), {m-}, {ng-}, {n-}, perfiks {sa-}, {pa-}, {paN},
{pi-}, {pra-}, {di-}, {ka/di-}, {ke-}, {ma-}.
8
|
DAFTAR PUSTAKA
Mulyana. 2007.
Morfologi Bahasa Jawa. Yokyakarta: Kanwa Publisher.
W. J. S. Poerwadarminta.
1939. Baoesastra Djawa, N. V. Groningen: Batavia
Sudarmanto. 2008. Kamus
Lengkap Bahasa Jawa. Semarang: Widya karya
No comments:
Post a Comment